Dinar
Fatimah
1221354
3EA29
Tugas 1 –
Perbedaan Proposal Ilmiah dengan Proposal Resmi Tidak Ilmiah
Perbedaan Proposal Ilmiah dan
Proposal Resmi Tidak Ilmiah
Kata proposal berasal dari bahasa Inggris yang di
dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian usul; tawaran; rencana;
perencanaan; pengajuan; atau lamaran. Pengertian itu kemudian meluas menjadi
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan. Pada akhirnya, dalam pembicaraan ini kata proposal diberi
pengertian sebagai rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terinci
untuk suatu kegiatan yang bersifat formal.
Sebuah lembaga, instansi, organisasi, bahkan individu
yang menginginkan hasil kerja secara optimal, selayaknya mereka mampu membuat
perencanaan secara matang. Langkah prakerja yang diperhitungkan oleh individu
atau tim pelaksana secara teoritis itulah yang kita kenal sebagai penyusunan
proposal.
Secara umum
proposal memiliki komponen atau unsur-unsur sebagai berikut:
1. Nama kegiatan
2. Dasar pemikiran
3. Tujuan dan manfaat kegiatan
4. Ruang lingkup
5. Waktu dan tempat kegiatan
6. Penyelenggara atau panitia
7. Anggaran biaya, dan
8. Penutup
Tujuan
Proposal adalah
memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh
perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan,
pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan panitia,
anggaran, penutup, tanda tangan dan nama terang.
Fungsi Proposal
- Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
- Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
- Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
- Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
- Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Proposal:
- Proposal Bisnis - proposal ini berkaitan dengan dunia usaha baik itu perseorangan maupun kelompok dan contoh dari proposal ini misalnya proposal pendirian usaha, proposal dalam bentuk kerjasama antar perusahaan.
- Proposal Proyek - pada umumnya proposal proyek ini mengacu pada dunia kerja yang berisikan serangkaian rencana bisnis atau komersil misalnya proposal proyek pembangunan.
- Proposal Penelitian - Jenis proposal ini lebih sering digunakan di bidang akademisi misalnya penelitian untuk pembuatan skripsi, tesis dan lainnya. isi dari proposal ini adalah pengajuan kegiatan penelitan.
- Proposal Kegiatan - yaitu pengajuan rencana sebuah kegiatan bak itu bersifat individu maupun kelompok misalnya proposal kegiatan pentas seni budaya.
Berdasarkan
bentuknya proposal terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
- Proposal bentuk formal - Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. Bagian isi proposal terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya. Sedangkan bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
- Proposal bentuk non formal - proposal non formal ini tidak selengkap proposal formal dan biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat. proposal non formal harus selalu mengandung hal-hal berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
- Proposal semi formal - jenis proposal ini hampir sama dengan proposal non formal karena tidak selengkap jenis proposal formal.
Unsur-unsur
Proposal
- Latar belakang masalah, Dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Selain itu, dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar, dan diskusi ilmiah maupun pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
- Rumusan masalah, Rumusan masalah dinyatakan secara tersurat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dalam hal ini hendaknya rumusan masalah disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti dan dapat diuji secara empiris.
- Tujuan penelitian, Tujuan penelitian diungkapkan pada sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.Tujuan penelitian mengacu pada rumusan penelitian dan berupa pernyataan.
- Hipotesis, Hipotesis diajukan berupa jawaban sementara terhadap masalah penelitian agar hubungan antara masalah yang diteliti dengan kemungkinan jawabannya lebih jelas. Adapun rumusan hipotesis yang baik hendaknya: dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, dapat diuji secara empiris, dan menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
- Asumsi penelitian, Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Dalam hal ini tidak perlu dibuktikan kebenarannya, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil penelitian yang diperolehnya dari orang lain melalui karya tulisnya.
- Manfaat penelitian, Manfaat penelitian ditunjukkan untuk mengenai pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, bagian ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.
- Ruang lingkup, dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian dikemukakan karena sering dihadapi keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa harus dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena alasan logistik. keterbatasan penelitian karena kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidal memungkinkan peneliti mencari data yang diinginkan.
- Kajian pustaka, dan Kajian pustaka memaparkan teori-teori yang disusun berdasarkan kemutakhiran dan relevansi yang diperlukan dalam penelitian.
- Definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi yang dirumuskan berdasarkan hal yang yang dapat diamati oleh peneliti. Definisi operasional bukan definisi berdasarkan kamus atau pendapat para ahli. Hal ini diperlukan terutama untuk istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok dalam penelitian juga untuk menghindari perbedaan persepsi.
Komponen Proposal Penelitian
1. Judul
Judul merupakan etalase dari suatu penelitian yang
menampilkan keseluruhan rencana penelitian. Oleh karena itu judul penelitian
harus memuat gambaran global masalah dan lingkup penelitian.
2. Latar Belakang Masalah
Latar belakang merupakan pengantar yang menjelaskan
secara singkat materi penelitian yang ditulis secara sistemaris dan terarah.
Biasanya dibuat secara deduktif, dimana masalah secara umum dikerucutkan
menjadi masalah khusus yang akan diteliti. Latar belakang masalah merupakan
justifikasi dibuatnya suatu penelitian. Dalam latar belakang masalah, selain
konsep dan teori yang dituliskan, juga data angka dari institusi yang terkait
dengan topic penelitian.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dapat berupa pernyataan masalah atau
pertanyaan masalah. Rumusan masalah ini memiliki konsekuensi terhadap tujuan,
manfaat, kerangka konsep serta metode penelitian yang digunakan. Rumusan
masalah didapat setelah peneliti menelaah atau mengidentifikasi permasalahan
yang muncul di latar belakang.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian hendaknya diuraikan singkat dan
jelas serta menggunakan kata yang bersifat operasional, seperti menguraikan,
mengidentifikasi, menggambarkan. Tujuan biasanya dibuat dalam dua kategori
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum menjelaskan tujuan yang hendak
dicapai secara umum. Sedangkan tujuan khusus menjelaskan langkah yang diambil
untuk mencapai tujuan umum.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian hendaknya diuraikan singkat dan
jelas, dan menunjukan kontribusinya bagi pengembangan ilmu keperawatan,
profesi, praktisi, pendidikan keperawatan atau institusi pelayanan kesehatan
dan pemerintah selaku pembuat kebijakan.
6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi uraian teori yang mendasari
penelitian. Literatur yang dipakai hendaknya up to date dan relevan dengan
topic penelitian.
7. Kerangka Konsep dan Hipotesis
Kerangka konsep merupakan justufikasi ilmiah terhadap
penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep harus didukung landasan teori
yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang ilmiah, hasil penelitian, jurnal
atau data literur lain. Hipotesa atau dugaan bukan hal yang mutlak, namun
tergantung jenis penelitiannya.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian berisi tentang jenis penelitian yang
digunakan, kerangka penelitian, variable dan sub variable penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, cara
analisa data. Untuk penelitian kualitatif dapat menjelaskan metode pendekatan
yang digunakan.
9. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Jadwal dan lokasi penelitian merupakan rencana tentang
tempat dan waktu penelitian yang akan dilakukan. Jadwal ini meliputi kegiatan
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Jadwal penelitian dapat dibuat dalam
bentuk time schedule.
10. Lampiran
Yang harus dilampirkan dalam proposal antara lain
daftar pustaka,alat ukur yang digunakan.
1. Karangan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan
ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah
adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki
ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya
tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini
akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah
lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun
pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata,
angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan
asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah
kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi
(penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi
(alasan).
Ciri – Ciri Karya Ilmiah:
Dalam karya ilmiah ada 4
aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan
bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan
serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak
menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau
kedua.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa
baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
Macam – macam karangan ilmiah:
Ada berbagai macam karangan
ilmiah, berikut diantaranya :
· Laporan penelitian
Laporan yang ditulis berdasarkan
penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan
Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen
Kebudayaan, dsb.
· Skripsi
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana strata satu (S1).
· Tesis
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar
akademik strata dua (S2), yaitu Master.
· Disertasi
Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar
akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
· Surat pembaca
Surat yang berisi kritik dan tanggapan
terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
· Laporan kasus
Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang
dilandasi dengan teori.
2. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta
pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
·
Ditulis
berdasarkan fakta pribadi.
·
Fakta yang
disimpulkan subyektif.
·
Gaya bahasa
konotatif dan populer.
·
Tidak memuat
hipotesis.
·
Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
·
Bersifat
imajinatif.
·
Situasi
didramatisir.
·
Bersifat
persuasif.
·
Tanpa
dukungan bukti.
Jenis-jenis
yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Karya nonilmiah bersifat :
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative,
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative,
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah:
Istilah karya ilmiah dan non
ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan
tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah
maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.
Pertama, karya ilmiah harus merupakan
pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah
adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang
dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Berdasarkan karakteristik karangan
ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang
tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,
feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah
drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi
topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif.
Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer,
walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1)
emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti.
Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan
cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Sumber: