Nama : Dinar Fatimah
Npm :
12213543
Kelas : 3EA29
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 #
Penalaran, Sikap Ilmiah, dan
Perbedaan Karangan
1.
Penalaran
Penalaran
adalah kemampuan manusia untuk melihat dan memberikan tanggapan tentang apa
yang dia lihat. Karena manusia adalah makhluk yang mengembangkan pengetahuan
dengan cara bersungguh-sungguh, dengan pengetahuan ini dia mampu
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Penalaran juga merupakan
kemampuan berfikir cepat, tepat dan mantap. Selain itu penalaran merupakan
proses berfikir dan menarik kesimpulan berupa pengetahuan.
Manusia
adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara
bersungguh-sungguh. Namun bukan hanya manusia yang mempunyai pengetahuan
binatang juga mempunyai pengetahuan. Perbedaan pengetahuan manusia dan hewan
adalah hewan hanya diajarkan hal-hal yang menyangkut kelangsungan hidupnya (survival)
contohnya apabila ada bencana mereka akan cepat bersembunyi atau mencari
tempat yang aman sedangkan manusia dengan cara mengembangkan pengetahuannya dia
akan berusaha menghindari dan mencari penyebab terjadinya bencana sampai
bagaimana mengatasinya. Manusia dalam kehidupannya dia akan selalu berusaha
memenuhi kebutuhan kelangsungan hidupnya, contohnya manusia akan selalu
memikirkan hal yang baru, mengembangkan budaya dan memberikan makna dalam
kehidupan.
Contoh Kasus Penalaran & Analisis
Penalaran
dalam contoh yang nyata dapat kita temukan pada perbedaan. Contoh lainnya yang
membedakan manusia dengan hewan adalah yaitu apabila terjadi kabut burung akan
terbang untuk mengindari polusi udara yang memungkinkan dia tidak bisa bertahan
hidup. Sedangkan manusia akan mencari tau mengapa sampai terjadinya kabut?
Bagaimana cara menghindari kabut? Apa saja komponen-komponen yang terkadung di
dalam kabut? Apa saja penyakit yang diakibatkan oleh kabut?
Penalaran
manusia bisa terjadi karena dua hal yaitu manusia mempunyai bahasa dan manusia
mampu mengembangkan pengetahuan. Dua hal inilah yang membedakan manusia
dengan hewan dan di harapkan manusia mampu memposisikan dirinya di tempat
yang benar. Penalaran biasanya di awali dengan berfikir kerena berpikir
merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang
disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan
proses berfikir untuk mengasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga
berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang
disebut sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan
landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. penalaran merupakan suatu
proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai
kriterianya masing-masing.
2.
Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang
menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus
asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan sikap
yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan
hasil yang baik pula. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai
forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan
penulisan karya ilmiah.
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah
yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai
berikut :
- Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada
kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
- Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada
kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya
untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya,
kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
- Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada
kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
- Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk
eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang
baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan
yang dilakukannya.
- Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain
ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya
pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau
pendapat orang lain.
- Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan,
bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti
melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin
diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
- Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada
kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan
orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah.
Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi:
1) Obyektif
terhadap fakta.
2) Tidak
tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung
kesimpulan itu.
3) Berhati
terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan orang lain.
4) Tidak
mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
5) Bersikap
hati-hati.
6) Sikap ingin
menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi.
7) Sikap
menghargai karya orang lain.
8) Sikap tekun.
9) Sikap berani
mempertahankan kebenaran.
10) Sikap
menjangkau ke depan.
Contoh Kasus & Analisis
Suatu proses
yang bekerja dengan metode ilmiah, telah banyak memperbaiki pandangan-pandangan
manusia. Salah satu keberhasilan itu adalah koreksi atas teori generasi spontan
yang telah ada sejak jaman pertengahan. Teori ini menganggap bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk tak hidup. Contohnya, katak muncul dari lumpur,
serangga dari sisa makanan, kain kotor yang ditaburi gandum dapat memunculkan
tikus, dan belatung berasal dari daging.
3.
Perbedaan
Karangan
1.
Karangan
Narasi
Karangan
narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya
disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah
cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.
ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan
serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan
dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c.
Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar
(setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
2.
Karangan
Deskripsi
Karangan
Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan
pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan
deskripsi
a.
Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan
untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah
mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang
dideskripsikan
c.
Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat
berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d.
Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif),
impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
3.
Karangan Eksposisi
Karangan
Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan,
menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
a.
Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b.
Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c.
Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d.
Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e.
Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja
sesuatu
3.
Karangan
Persuasi
Karangan Persuasi
adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti
kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.
4.
Karangan
Argumentasi
Karangan
Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi
pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh
nyata.
Ciri-ciri/karakteristik karangan
Argumentasi
a.
Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran
gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b.
Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c.
Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d.
Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi
dan menjauhkan subjektivitas
e.
Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam
pola pembuktian.
1)
Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah,
yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Tujuan dari pembuatan karangan
ilmiah, antara lain :
- Memberi penjelasan
- Memberi komentar atau penilaian
- Memberi saran
- Menyampaikan sanggahan
Ciri-Ciri Karangan Ilmiah
- Struktur Sajian (pendahuluan, pokok bahasan, dan bagian penutup)
Pendahuluan merupakan pengantar ke bagian inti,
sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin di sampaikan yang
dapat terdiri dari beberapa bab, subtopik dan beberapa paragraph yang dimana
bagian penutupnya adalah kesimpulan pokok bahasan serta rekomendasi penulis
dengan tindak lanjut gagasan tersebut.
- Komponen dan substansi
Komponen dan substansi karya ilmiah bervariasi sesuai
dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung dari seluruh struktur
sajian dan daftar pustaka.
- Sikap Penulis
Sikap penulis yang objektif yang dimana disampaikan
dengan menggunakan gaya bahasa impersonal dengan banyak menggunakan betuk pasif
dan tanpa menggunakan kata pengganti orang pertama dan kedua.
- Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata dan kalimat-kalimat efektif yang tersetruktur dan
baku.
Sifat Karangan Ilmiah
- Abstrak normal yaitu informatif, umum, non teknis, tidak untuk kepentingan pribadi menyertakan pendapat orang lain tanpa bukti, tidak ada ajakan emosional, popular,
- Spesifik historis yaitu informatif, sumber sejarah, tanpa ajakan emosional, tidak untuk kepentingan pribadi, tidak memuat penilaian, kongkret, spesifik, semi teknis, bahasa dan susunan normal,
- Non teknis kongkrit yaitu informatif, bernada populer, spesifik dan kongkrit, tanpa ajakan, emosional atau imaginatif, sistematis dan ditujukan kepada pembaca dengan pengetahuan ilmiah dasar,
- Teknis umum yaitu informatif, teknis, tidak untuk keberuntungan pribadi, masalah secara umum, kongkrit, tidak ada ajakan emosional, ditujukan kepada pembaca berpengetahuan teknis.
Contoh Karya Ilmiah:
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN
USAHA PADA RENTAL KING GALAXY WARNET DI BEKASI SELATAN
FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA
Dengan
adanya pengembangan usaha warnet maka
perlu dilakukannya study kelayakan guna menghindari keterlanjutan penanaman
modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah ingin
mengetahui secara pasti dan benar apakah rencana perkembangan usaha pada
bengkel layak atau tidak. Perkembangan
usaha ini dikaji dengan menggunakan aspek keuangan. Dari aspek tersebut dapat
menunjukkan bahwa perkembangan usaha layak dan diterima. Alat analisis yang
digunakan adalah dengan menggunakan Payback
period (PP) 4 tahun 1,52 bulan. Net Present Value (NPV) Rp.
80.583.717,42,-.
Profitabilitas Index (PI) 3,3%. Internal Rate Of Return (IRR) 69,06%.
Dengan demikian maka rencana pengembangan usaha pada Rental Kings Galaxy Warnet
dapat diterima dan layak secara keuangan.
2)
Karangan non ilmiah
Karangan non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan
fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah
isinya yang berupa kisah rekaan. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta
pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak,
gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan
teknis. Contoh karya tulis non-ilmiah yaitu cerpen, puisi, novel, komik dll.
Ciri-ciri karya tulis
non-ilmiah :
- ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- fakta yang disimpulkan subyektif,
- gaya bahasa konotatif dan populer,
- tidak memuat hipotesis,
- penyajian dibarengi dengan sejarah,
- bersifat imajinatif,
- situasi didramatisir,
- bersifat persuasif tanpa dukungan bukti
Karya non ilmiah bersifat :
- Emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
- persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative,
- deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
- jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Macam macam karangan non ilmiah
- Cerpen.
Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang. - Dongeng.
Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral. - Roman.
Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. - Novel.
Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. - Drama.
Suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
Contoh Karya Non Ilmiah:
Menjaga
kesehatan tubuh bisa dimulai dari hal-hal yang paling sderhana. Mencuci tangan
misalnya. Mulai sekarang jadikan cuci tangan sebagai bagian dari gaya hidup
Anda.
Tangan
adalah organ tubuh yang paling vital untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Dari tangan inilah akan tercipta karya-karya indah. Namun, dari tangan jugalah
berbagai penyakit bisa menular
Cuci
tangan juga diwajibkan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama sebelum
dan secepatnya setelah memegang daging mentah, ayam atau ikan. Mencuci tangan
juga menjadi sangat penting sebelum makan, setelah menyentuh hidung, setelah
batuk atau bersin ke tangan, sebelum atau setelah menangani luka atau
sayatan, sebelum atau sesudah menyentuh orang sakit atau terluka.
3)
Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya
ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang
dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli
bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya
penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya
ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1) Pertama,
karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek
yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
2) Kedua,
karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
3) Ketiga,
dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan
kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
4) Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang
tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi;
yang tergolong karangan nonilmiah adalah, dongeng, hikayat, cerpen, novel,
roman, puisi, dan naskah drama.
5) Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya
nonilmiah bersifat
a) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi.
b) persuasif:
penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi
sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
c) deskriptif:
pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan jika kritik adakalanya
tanpa dukungan bukti.
Daftar Pustaka: